Hachiko, the Most Touched Story Ever

Kalau kamu pernah ke Shibuya, Jepang, atau setidaknya pernah melihat sebuah patung anjing berwarna perunggu yang diletakkan di depan stasiun Shibuya, tahukah bahwa patung tersebut diawali oleh sebuah kisah nyata paling mengharukan tentang persahabatan manusia dengan seekor anjing?

Pada tahun 1923, seorang profesor yang mengajar Ilmu Pertanian di Universitas Kekaisaran Tokyo, Hidesaburo Ueno, memelihara seekor anjing jenis akita yang diberi nama Hachi. Setiap pagi, Hachi selalu mengantar Profesor Ueno berangkat kerja sampai ke Stasiun Shibuya. Dan kembali untuk menjemputnya pada sore hari. Suatu hari di tahun 1925, Profesor Ueno mendadak meninggal dunia seusai mengikuti rapat di kampus. Jasadnya dibawa pulang oleh keluarga, dan sosoknya tak pernah muncul lagi di stasiun. Hachi yang tidak mengerti apa-apa tentang keadaan pemiliknya, tetap setia menunggunya di depan stasiun.

Kesetiaan Hachi menunggu Profesor tak pernah berhenti. Meski telah berpindah tangan beberapa kali, Hachi tetap melakukan kebiasaannya menanti Profesor di depan stasiun setiap sore. Akhirnya Hachi menetap di lingkungan Stasiun Shibuya, dan hidup dari belas kasihan orang-orang di sekitar stasiun sampai sepuluh tahun. Dan pada tahun 1935, Hachi ditemukan tak bernyawa di sisi lain stasiun. Orang-orang kemudian mendirikan sebuah patung perunggu berwujud Hachi di depan Stasiun Shibuya hingga hari ini untuk mengenang kesetiaannya.

Kisahnya menyentuh banget ya! Nggak heran patungnya yang ada di depan Stasiun Shibuya jadi patung paling terkenal di Jepang. Biasanya muncul dalam dorama-dorama atau komik yang mungkin pernah kamu baca. Cerita tentang kesetiaan Hachi ini juga banyak menginspirasi masyarakat Jepang. Kisahnya disisipkan dalam kurikulum Sekolah Dasar, juga diangkat dalam beberapa tulisan. Sebuah filmnya yang paling populer adalah Hachiko Monogatari karya sutradara Seijiro Koyama yang dirilis pada 1987.

Kisah mengharukan ini bahkan membuat dua sineas Amerika mengangkatnya dalam versi Hollywood. Sutradara Lasse Hallstrom bareng aktor kawakan Richard Gere memfilmkannya dengan judul Hachiko: A Dog’s Story. Kisahnya nggak terlalu berbeda sama versi aslinya, dan masih mengangkat pesan yang sama.

Nilai plus buat film ini dari saya adalah anjing yang memerankan Hachiko. Penampilannya bener-bener ngegemesin dan bikin air mata saya nggak berhenti ngalir waktu adegan Hachi nunggu di depan stasiun. Ah… saya jadi kepingin punya anjing akita.


Memang sih, film ini cukup sederhana dan terkesan kuno. Tapi di dalamnya tersirat nilai moral yang mampu menggugah hati penonton. Juga dari kisah aslinya, film ini menunjukkan betapa pentingnya arti sebuah kesetiaan; kesetiaan yang bahkan dimiliki oleh seekor anjing untuk tuannya. “To appreciate their loyalty and never forget those whom you love.” Hachiko menunjukkan ini pada kita, manusia.

Data source: Harian Jurnal Nasional

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Anonim mengatakan...

2 thumbs up bwt hachiko...aku sukaaaaaaaaa....

mii mengatakan...

aku four thumbs up (pake jempol kaki) xDD

Posting Komentar